Senin, 21 Juni 2010

UCAPAN YANG ASIN

Tema : Perjuangan seorang ibu untuk mendapatkan hati
anak tirinya.

Amanat :
- Janganlah bersikap tidak sopan terhadap orang tua tiri, jika tidak
- ingin mendapatkan sumpah yang akan menyengsarakan kehidupan kita sendiri.
- Hormatilah orang tuamu walaupun itu orang tua tirimu .
- Jagalah mulutmu jangan sampai perkataanmu membuat orang sakit hati.

UCAPAN YANG ASIN
Oleh: ICHA ALMA

Clara adalah istri dari seorang lelaki yang sudah mempunyai istri dan anak yang cukup banyak. Clara istri kedua dari laki-laki yang bekerja sebagai kepala sekolah disalah satu sekolahan yang terletak di Prabumulih. Clara seorang perempuan yang cantik dan baik hati, Clara orangnya ramah dan tidak sombong, Clara juga anak seorang pengusaha yang sukses, tetapi ayah Clara sudah lama meninggal saat Clara masih kuliah. Walaupun ayah Clara sudah meninggal, keluarga Clara masih bisa dibilang kaya karena keluarga Clara mempunyai warisan yang sangat berharga dari ayahnya.
Suami Clara mempunyai anak lima orang, anak pertama sampai anak keempat sudah berkeluarga semua, sedangkan yang bungsu ini masih bersekolah di SMA. Clara dan anak tirinya itu selalu selisih paham karena anak tiri Clara belum menerima Clara sebagai ibu pengganti ibu kandung mereka. Clara dan anak tirinya itu seperti “kucing dan tikus” yang selalu bertengkar tidak pernah cocok.
Clara tinggal serumah dengan Zia (nama anak bungsu dari pasangan suami Clara dengan istrinya yang pertama), tetapi pada waktu Zia melanjutkan sekolah SMA Clara tidak tinggal serumah lagi dengan Zia anak tirinya itu. Karena Zia memilih untuk kos daripada tinggal serumah dengan Clara ibu tirinya itu. Ayah Zia awalnya tidak setuju kalau Zia memilih kos, tetapi Zia ngotot untuk mengekos. Alasan Zia dia sering terlamabat kesekolah kalau dari rumah, karena jarak rumah dengan sekolah Zia cukup jauh walaupun sudah naik bus. Selama Zia serumah dengan ibu tirinya sikap Zia sungguh tidak sopan terhadap Clara ibu tirinya itu. Bahkan Zia sering mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar seperti kata “ dasar perempuan perebut suami orang” bahkan Zia juga beranggapan kalau Clara ibu tirinya itu yang menyebabkan ibu kandungnya meninggal dunia. Padahal ibu kandung Clara meninggal karena penyakit yang dideritanya sudah cukup lama bukan karena Clara yang menikah dengan ayah Zia.
Akhirnya Zia diizinkan untuk ngekos yang berdekatan dengan sekolah Zia. Semenjak Zia ngekos Clara selalu menelpon dan ngasih perhatian layaknya seorang ibu yang mengasihi anaknya. Tetapi Zia tetap suka berkata kasar setiap menjawab telepon ibu tirinya itu. Semenjak Zia ngekos, Zia tidak pernah mau pulang kerumah lagi, setiap Zia habis uang Zia langsung menelpon ayahnya untuk minta dikirimkan secepatnya. Bahkan liburpun Zia tidak pulang, dia lebih memilih pulanh kerumah saudara-saudara kandungnya yang sudah berkeluarga itu.
Suatu hari ibu tiri Zia datang kekosan Zia dengan adik-adiknya yang masih kecil-kecil, tetapi Clara datang tidak Cuma dengan adik-adiknya ayah Zia juga ikut datang kekosan Zia. Tak lama kemudian ayah dan ibu Zia menotok pintu kamar kos Zia.
Clara : Asalamualaikum Zia…….. (ibu sama ayahnya datang).
Zia : Wa’alaikum salam ayah.... (ibunya tidak disambut atau disapa sama sekali oleh Zia,dia Cuma menyapa ayahnya saja). sambil membuka pintu Zia langsung menyalami ayahnya,sedangkan ibu tirinya itu dicuexinya.
Ayah : kasih salam juga dong buat ibu.
Clara : tidak apa-apa kalau Zia tidak mau menyalami ibu(sambil berkata pada ayah Zia).
Zia : Ini ada apa ramai-ramai bawa anak kecil-kecil lagi……(Zia tetap tidak mau menerima kalau dia banyak adik)
Dengan suara yang agak pelan tetapi ketus Zia mengucapkan kata “kecil-kecil seperti anak anjing” (sambil menunjuk adik-adiknya yang masih kecil-kecil itu).
(Clara mendengar ucapan Zia dan langsung tertegun hatinya untuk segera kembali pulang saja, sedangkan ayah Zia tidak mendengarnya).
Clara berkata kepada ayah Zia”kita pulang saja sepertinya kedatangan kita tidak mendapat respon baik”, ayah Zia berkata “ sudahlah katanya kita mau makan….., kita makan dulu makanan yang sudah kita bawa dari rumah dan sebagian kita tinggalkan untuk Zia”. Akhirnya Clara menangis dan tidak jadi makannya. Clara mengajak anaknya yang masih kecil-kecil itu untuk pulang naik Taxi. Ayah Zia menyusul untuk pulang.
Setiba dirumah Clara solat azar, dan berdoa memohon kepada Alla SWT semoga dibukakan hati Zia untuk menerimanya sebagai ibunya dan adik-adiknya. Setelah kejadian itu Zia bukannya berubah malah semakin kasar kepada ibu dan adik-adik tirinya itu. Akhirnya Clara sudah lelah untuk menahan kesabarannya selama ini, sehingga keluarlah kata-kata seperti sumpah yaitu Clara mengucapkan”semoga Zia nantinya setelah menikah tidak mempunyai anak”
Singkat cerita Zia sudah lulus SMA dan tidak melanjutkan keperguruan tinggi dan menikah, selama sembilan tahun lamanya usia pernikahan Zia dengan suaminya dan sampai sekarang Zia belum dikaruniai seorang anak atau buah hati dari pernikahannya. Mungkin ini adalah balasan dati Tuhan yang belum percaya untuk menitipkan amanah atau harta paling berharga buat pernikahan Zia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar