Senin, 28 Juni 2010

kAsIh YaNg tErAbAiKaN

Nama : Emilia
NIM : 2007112084

kAsIh YaNg tErAbAiKaN

Lagu kepastian yang ku tunggu dari gigi mengalun indah di kamar Satria. Cowok ini sedang meratap sedih sambil memandang sebuah foto di tangannya. Ternyata foto itu adalah Emi, kekasih barunya. Kira-kira baru satu bulan mereka jadian, tetapi Satria mulai merasakan perubahan sifat Emi. Hingga pada satu hari Satria benar-benar kecewa tergadap Emi.
“Hi mi…,pulang bareng yuukkk!” Satria mengajak setelah Emi pulang dari kerja kelompok.
“Emmmm…Gimana yah? Aku sudah ada janji nie ma temen-temen kita mo nyelesaiin tugas ibu Leni, ya kan may?” Tanya Emi pada maya yang sedang bingung sendiri.
Maya hanya meng iya kan pertanyaan yang di lemparkan Emi padanya.
“Ya sudah, mungkin lain kali saja ya sat”. Satria pun berlalu dengan penuh kekecewaan.
“Mi, kok kamu ngak mo pulang bareng sama satria sich?? Padahal kan dia tadi sudah nungguin dari kita kerja kelompok,” Tanya maya.
“Emang siapa yang suru nungu. Lagi pula aku lagi males banget pulang bareng dia, bosennn.
“Mi, apa karma Satria sudah ngak punya motor untuk nganterin kamu?” Tanya Maya lagi.
“Aapa… sich biasa ja kali may. Sudahlah gakk usa dipikirin lagi” jawab Emi. Tak lama kemudian datanglah co ganteng yang bernama Nopan dengan selang waktu yang tidak begitu lama.
“Hi…Emi!! Pulang bareng yukk!!!” Ajakan Nopan dari motor yang besar.
“Hi, juga. Tapi nggakk usa kok. Ntar da yang ngambekk” tolak Emi sembari malu-malu
Nopan pun sambil tersenyum manis dengan selung pipinya.
“Sudahlah ayok naikk!!”ajak Nopan yang kedua kalinya.
“May, aku duluan ya…,”Pamitan Emi pada maya
Emipun akhirnya menerima ajakan dari Nopan. Namun tanpa disadari Emi secara diam-dian Satria ternyata masih memata-matai dirinya dari kejauhan.
Mungkin hal itulah yang membuat Satria uringan-uringan seperti sekarang.
Satria ingin sekali mengungkapakan kekesalannya pada Emi. Namun ketika melihat wajah Emi, rasa kesal, marah dan bencipun hilang dan menjadi luluh sehingga membuat Satria tidak berdaya.

Keesokan harinya di sekolah, Satria ingin menghampiri Emi. Namun sepertinya Emi memang tidak begitu mengharapakan kedatangan Satria. Buktinya saja, Emi sedang mengobrol dengan asyiknya bersama Nopan. Alhasil Satriapun menghampiri Maya teaman Emiyang sedang duduk sendiri.
“Hi, May,” Sapa Satria pelan.
“Hi Pan” Balas Maya
“May, aku boleh nanya nggakk??” Satriapun duduk disebelah Maya.
“Boleh, mang Nopan mo Tanya apa?” Tanya Sisil sambil tersenyum.
“Emi! Kan kamu temen deketnya. Aku Cuma mo nanaya, menurut kamu Eami berubah nnggakk?” Tanya Satria serius.
“Beerubah??hehe memangnya pawer rangeer Pan?? Jawab Maya sambil tersenyum lebar.
Ya nggak la Pan..
“Pa Cuma sama aku ja ya??” Mungkin Nopanpun langsdung menjawab.
“Emang sich kadang aku merasa Emi mang pengen menghindar dari kamu. Tapi aku nggak tahu apa alasannya. Kamu sama Eami nggakk ada masalah paa-apa kan?? Atau kalian mang sudah putus?” ujar Maya bertubi-tubi.
“Nggak tuch..aku ma emi baik-baik aja. Aku juga heran , kenapa Emi bisa gitu..”
“aku ngerasa sich, kalu kamu memang sudah gak di anggap lagi ma Emi. Soalnya kalo akau perhatiiin, kamu dicuekin mulu ma dia.
Satripun mengangguk lesu.
“Jadi mau kamu apa sekarang?”
Aku juga nggak tahu mau mo gimana lagi. Kan maya tahu sendiri kalo aku suka ma Emi”
Maya pun menganggukkan kepalanya.
“gini aja, gimana kalo kita kasi Eami waktu 3 hari untuk ngerubah sifatnya. Ntar kita juga Bantu. Tapi….”Mayapun langsung menghentikan ucapannya.

“iya sich. Tapi sekali lagi aku Cuma mau ngingetin kamu aja, sebenarnya Satria itu saying banget ma kamu. Dan aku berharap kamu jangan nyakitin dia. Dan aku saranin, lebih baik kamu bilang langsung ma dia harus menjadi kekasih yang tak dianggap untuk kamu.”

“Tapia pa/?” Tanya Satria penasaran.
“Tapi..,tapi kalo nggak berhasil juga, aku sranin kamuputusin aja Emi dari pada kamu harus makan ati dan jadi kekasih yang nggak pernah di anggap,” terang Maya.
Sejenak Satria menundukan kepala.
“oke. Aku mau. Lagipula percuma akau cinta dan sayang ma orang yang sama sekali nggak cinta ma aku.
Ujar Satria mantap.
Satria lalu beranjak dari duduknya.
“May, aku mo mintak tolong sekali lagi, ma kamu. Tolong tanyain ma Emi, apa cintanya itu mang buat aku atau buat sepeda motornya Nopan,” kata Satria sambil menunjuk pada Emi dan Nopan dan kemudian berlalu sambil meninggalkan tempat duduknya.

Tak terasa dua haripun berlalu. Namun tak ada sedikitpun perubahan sifat Emi kepada Satria. Meski Maya sudah memperingati Emi, tetapi sepertinya Emi tetap cuek dan sudah benar-benar men cap Satria sebagai kekasih yang tak dianggap.
“Mi, kamu masih jadian kan ma Satria?kok kayaknya aku gakk pernah liat kalian jalan baeng lagi?” Tanya Maya ketika bel pulang berbunyi.
“Eamang kalo yang namanya pacaran mesti jalan bareng?gak harus kan?”ujar Emi dengan cuek.
“iya sich…tapi sekali lagi aku Cuma mo ngingetin ma kamu ja, sebenarnya Satria itu benaran sayang bangat ma kamu, dan aku harap kamu janagn nyakitin dia. Dan aku saranin, lebih baik kamu bilang langsung ja ke dia kalo kamu mang sudah gak cinta lagi ke dia dari dia harus jadi kekasih kamu yang tak dianggap” Jelas Maya sambil membawa tasnya pergi meninggalkan Emi.
Tapi ketika di perjalanan, Maya bertemu dengan Satria dan teman-temannya.
“May, panggil Satria sambil menghampiri Maya”
Kenapa Satria?” Tanya Maya.
“Gimna? Kamu udah bilang ma Emi?” Satria balik bertanya.
“uda sich. Tapi kayaknya dia tetap cuek tuh. Ya mudah-mudahan ja besok Emi sudah berubah pikiran, hibur Maya begitu wajah Satria nunduk lemas.
“thanks yan May..”ucap Satria
Keesokkan harinya.
Teet …. Eet!!! Belpun berbunyi tepat setengah satu siang.
Itu berarti semua anak-anak diperbolaehkan pulang.
“May,,,maya…”panggil Emi.
Npa mi, jawab maya dengan jutek.
Aku cumamo mintak maaf ja yang kemarin, mang aku yang salah sudah nyuekin Satria. Setelah dipikir-pikir mang kami pantasnya jadi teman ja. Maya pun tersenyu lega.
Tampak dari kejauhan Stria memanggil Emi dan merekapun berbicara berdua. Tak lama kemudian pembicraanpun berakhir. “Kenapa” Tanya Maya penasaran kita sudah putus may, jawab Emi dengan senyum lebarnya. Aku mang salah selama ini sudah ngegantungin Satria sekarang mungkin lebih baik aku introspeksi diri dulu ja.
“Yaudah kalo gitu yuk kita Lets go.. “ ajak Maya.
Merekapun akhirnya pulang. Namun tampak dari kejauhan Satriamasih memangdangi Emi dan merekapun saling tersenyum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar