Jumat, 04 Juni 2010

BINGUNG

Tema ; Percintaan yang mengisahkan antara aku, Didi, dan Adi.

Amanat :Jangan mudah tergoda dengan bujuk rayuan laki-laki kalau tidak ingin mengalami kebingungan.


BINGUNG
Oleh: ICHA ALMA

Aku adalah wanita yang dicintai oleh dua lelaki yang sama-sama banyak mempunyai kemiripan sehingga aku bingung untuk menentukan pilihan, siapa yang paling cocok untuk menjadi belahan jiwaku. Kedua lelaki itu sama-sama memenuhi apa yang menjadi kriteria cowok yang selama ini aku impi-impikan (cowok idolaku). Sebenarnya aku pacaran sudah lumayan lama dengan salah satu laki-laki itu karena pada waktu itu aku masih duduk dibangku SMA, aku dengannya sudah kenal cukup lama. Awalnya aku dengan laki-laki itu berteman biasa karena pada waktu aku duduk dibangku SMA aku tergolong anak yang cukup pandai, sedangkan laki-laki itu termasuk orang yang bisa dibilang cukup mempunyai peranan yang sangat penting disekolahku sehingga kami bisa berkenalan. Maklum aku bersekolah disalah satu sekolahan swasta, sekolahan tempat aku bersekolah selalu mendapat bantuan dari orang tua laki-laki itu.
Awal perkenalan kami ialah pada waktu hari pembagian rapot, waktu itu aku dipanggil kedepan oleh guru wali kelasku sebagai peringkat pertama dan lelaki itu melihatnya. Waktu aku keluar kelas dia langsung mengajak kanalan dan tanpa basa-basi pun aku mau berkenalan dengannya. Diapun berkta kepadaku :
Laki-laki itu : Siapa namumu cantik?
(akupun menjawab dengan malu-malu)
Aku : Namaku icha kak.
(laki-laki itupun bertanya lagi kepadaku)
Laki-laki itu : Selamat ya cantik, tadi kakak dengar Icha peringkat pertama.
Aku : Terima kasih kak atas ucapannya. Ngomong-ngomong nama kakak siapa?
Laki-laki itu : Nama kakak Didi dek.
Aku : Ooo….kak Didi (dengan wajah yang agak heran)
Laki-laki itu : Mengapa wajahnya kelihatan seperti orang kebingungan dek?
Aku : Tidak kak cuma heran saja soalnya nama kakak sam dengan nama kakak kandung Icha (sambil berjalan pulang)
Laki-laki itu : Ooo….begitu…kok bisa sama ya?
Aku : (tidak menjawab lagi hanya melambaikan tangan sambil berlari untuk pulang).
Suatu hari disekolahku diadakan pemilihan ketua osis, akupun mencalonkan diri untuk ikut menjadi calon ketua osis sebagai wakil dari kelasku. Dan ternyata diam-diam Didi mengajak teman-temannya untuk mendukung atau memilih aku untuk menjadi ketua osis. Tetapi walaupun Didi dan teman-tenmannya yang banyak memilih aku, aku tetap saja kalah yang memenangkannya sebagai ketua osis adalah Adi temanku yang perwakilan dari kelas lain. Tapi tidak apa-apa karena yang mendukung aku untuk jadi ketua osis cukup banyak, akhirnya aku terpilih menjadi wakil ketua osis yang pertama. Sedangkan teman-temanku yang mencalonkan diri juga , ada yang menjadi wakil ketua osis yang kedua, sekretaris, bendahara, dan sampai ke seksi-seksi lainnya.
Disekolahku aku selalu berdampingan dengan ketua osis (Adi) dalam melaksanakan kegiatan atau acara-acara disekolahku. Suatu saat aku sedang duduk didekat Adi, Didi langsung untuk mengajak aku kekantin, dan pada saat itulah Didi menyatakan perasaan cintanya kepadaku . Tak lam kemudian Adi datang dan menyuruhku untuk menggantikan dia mengawasi perlombaan atau kegiatan yang ada disekolahku. Ternyata Adi juga menaruh perasaan yang sama seperti Didi. Adi juga pada suatu saat menyatakan perasaan cintanya kepadaku.
Aku terkejut saat Adi menyatakan perasaan cintanya kepadaku, Aku heran mengapa Adi bisa jatuh cinta padaku padahal selama ini kami belum kenal lebih dekat. Kami kenal dekat setelah aku menjadi wakil ketua osis pertama dan itupun karena aku selalu berdua dengan Adi apabila ada kegiatan disekolahku, karena pada hari-hari biasanya atau sedang tidak ada kegiatan aku selalu bersama denga Didi pacarku.
Jujur aku tidak menyangka kalau keakraban aku bersama Adi membuat Adi jatuh cinta atau mau menitipkan hatinya untukku. Aku juga tidak mau menyakiti hati Didi yang sudah lama menjadi pacarku. Pada waktu Adi menyatakan perasaan cintanya padaku, aku langsun g berterus terang kalau aku sedah mempunyai pacar yaitu kakak kelas aku dan Adi yaitu Didi. Tetapi Adi tidak perduli dia justru mau bersaing secara sehat dengan Didi untuk menjadi pacarku yang paling terbaik dimataku.
Seiring berjalannya waktu, semasa aku masih menyandang sebagai wakil ketua osis aku dan Adi selalu bersama. Aku masih menganggap hatiku dan cintaku Cuma untuk Didi seorang.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, keakrabanku dengan Adi membuat hatiku merasa nyaman didekatnya. Lama-kelamaan aku juga mulai merasakan getaran didalam hatiku saat bersama dengan Adi. Semenjak aku akrab dengan Adi pada waktu itu Didi sedah kelas III dan sibuk untuk persiapan menghadapi ujian akhir kelulusan. Sehingga perhatiannya menjadi berkurang, saat itulah adi mulai memasuki hatiku untuk melaksanakan persaingan secara sehat dengan Didi. Jujur Didi tidak tahu kalau Adi yang teman dekatku itu menaruh perasaan cinta kepadaku.
Adi orangnya sangat perhatian, sedangkan Didi juga perhatian, tetapi perhatian Didi tidak sebesar perhatian yang dimiliki atau yang diberikan oleh Adi kepadaku. Tetapi walupun begitu aku sangat memilih Didi disbanding Adi.
Saat aku ultah pada waktu itu hari ujian kelulusan Didi disekolah kami, Didi masih sempat mempersiapkan kado untukku. Sedangkan Adi juga tidak kalah juga Dia justru memberikan kejutan yang sangat membuatku senang, dia membuatkan acara ultahku dirumahnya. Pada waktu itu Didi melaksanakan ujian, sedangkan Adi mengajakku kerumahnya dan ternyata dirumah Adi sudah berkumpul semua teman-temanku dan sedah ada kue ultah dan banyak makananuntuk membuat acara ultahku menjadi meriah, dan tidak ketinggalan lagi Adi menyewa atau mendatangkan Band Favoritku dikota kami.
Sungguh kejutan yang menyenangkan dan tidak mudah untuk dilupakan. Aku sangat terharu dengan kejutan yang diberikan Adi kepadaku.
Akhirnya tibalah hari kelulusan, Didi mengajak aku untuk duduk didekatnya untuk mendengar hasil ujiannya yang menyatakan kelulusannya. Dan pada hari itu Adi ketua osislah yang membantu kepala sekolah kami untuk memberikan amplop yang berisi selembaran kertas yang menyatakan Didi lulus, tentu saja Adi melihat aku yang duduk di samping Didi.
Aku merasa tidak enak dengan Adi tetapi mau bagaimana Adi juga sudah mengetahui kalau aku sudah lama berpacaran dengan Didi. Seperti pepatah “sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga”. Akhirnya kedekatanku dengan Adi tercium juga oleh Didi. Tetapi Didi tidak marah sama sekali kepadaku justru Didi lebih menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepadaku yang seakan-akan takut kalau aku diambil orang atau pindah kelain hati. Aku bingung Adi juga begitu tidak kalahnya menunjukkan kasih sayangnya kepadaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar