Rabu, 14 Juli 2010

CINTA TAK DI RESTUI

CINTA TAK DI RESTUI
Oleh: ira

Chintya nama nya. Dia anak pertama dari tiga bersaudara. Saat itu chintya duduk di sekolah kelas tiga SMA. Chintya di larang oleh kedua orang tua nya untuk berpacaran selama dia masih di bangku sekolah, apalagi berpacaran dengan orang yang tidak jelas asal-usul nya dan tidak berpendidikan. Saat itu liburan semester tiba tak jauh dari rumah nya ada acara pasar malam, chintya mengajak temannya Desy pergi ke pasar malam itu. Disitu chintya dan Dessy melihat-lihat permainan yang ada di pasar malam itu, dan mereka juga mengikuti permainan itu.
Setelah selesai mengikuti permainan mereka melanjutkan perjalanan mereka, tanpa sengaja chintya menginjak kaki seorang lelaki. Dengan perasaan kaget chintya langsung berhenti berjalan kaki meminta maaf kepada lelaki tersebut, dan lelaki itu membalasnya hanya dengan senyuman. Desy masih melanjutkan perjalannya dia tidak tahu bahwa Chintya menginjak kaki orang dan dia berhenti di suatu tempat. Tanpa sengaja Desy meninggalkan Chintya dan mereka terpisah saat itu. Lelaki itu langsung mengulurkan tangannya dan secara tidak langsung mengajak Chinya berkanalan.
Lelaki itu mengeluarkan kata-kata” Bari”, kemudian chintya membalas dengan kata-kata “Chintya”. Tiba-tiba Chintya inget Desy “ nah mana si Desy”, kemudian bari berkata “kesana”. Chintya “ yeah kok aku ditinggal”. Bari “bareng sama aku aja”. Chintya “emang Bari sama siapa”. Bari “sendiri”. Chintya “owh, ya udah”. Akhirnya Bari dan Chintya jalan bareng, waktu sudah malam Chintya ingin pulang dan dia tidak bertemu dengan Desy lagi. Pikir Chintya “Desy mungkin sudah pulang ya Bar karena hari da malam”. Bari “mungkin, Chintya aku ja yang nganter pulang”. Chintya langsung menerima tawaran bari, akhirnya mereka pulang bareng. Ketika Chintya mau masuk ke pintu rumahnya bari memanggil Chintya “Chin boleh minta nomor HP gak?”, Chintya “boleh”. Chintya langsung memberikan nomor HP nya, bari “ thank’s yo”. Kemudian Chintya langsung masuk ke rumahnya.
Tak cukup dari situ, mereka melanjutkan komunikasinya lewat telfon dan sms. Bari bilang ke Chintya bahwa dia sekolah STM di jambi kelas dua. Dia membohongi Cintya padahal dia hanya tamat SD, Chintya percaya dengan kata-kata Bari. Tak lama kemudian mereka berpacaran tapi mereka becstreet. Kalau mereka ingin bertemu mereka bertemu di suatu tempat, Ketika mereka sedang berjalan, mereka berpapasan dengan mama Chintya, Chintya mulai cemas karena dia tadi bilang sama mama nya mau main kerumah Irma sahabatnya. Sepanjang perjalanan Chintya cemas dan bingung, dia memikirkan bagaimana dia pulang kerumah nanti apa yang terjadi padanya karena dia ketahuan bohong dengan mamanya.
Hari da mulai sore Chintya di antarkan bari pulang, tetapi tidak di rumah nya. Bari mengantarkan Chintya pulang jauh dari rumah Chintya karena bari juga merasa takut di marah mama Chintya. Ketika tiba di rumah Chintya di panggil mamanya “ dari mana kak”, Chintya hanya diam. Lalu mama Chintya mulai marah “ kakak mulai bohong ya sama mama, kakak bilang mau kerumah Irma, tapi jalan sama lelaki. Mama kan da bilang kalau masih sekolah kakak belum boleh pacaran dulu. Siapa lelaki itu ?. chintya “ temen ma”. Mama “ laon kali kakak gak boleh jalan lagi kemana pun”. Chintya langsung masuk ke kamar nya, dia menyasali perbuatannya itu. Selama eman bulan hubungan mereka masih dijalani nya sampai Chintya lulus sekolah.
Chintya melanjutkan kuliah di salah satu universitas kesehatan Palembang jurusan Farmasi. Jadi Chintya dan Bari PAJERO. Walaupan Chintya di Palembang mereka masi bisa bertemu, malahan mereka senang karena jauh dari orang tua. Orang tua Chintya tidak tau bahwa Chintya pacaran dengan Bari. Sudah dua tahun mereka pacaran, dan Chintya kini sudah semester tiga. Orang tua nya tidak lupa pula selalu memberikan nasihat pada anaknya. Tidak lama kemudian terdengar kabar kalau Chintya sudah hamil empat bulan. Semua merasa kaget dan tidak percaya.
Eh ternyata gosip itu benar, mengetahui hal itu mama Chintya sangat sedih, dia merasa bersalah karena dia tidak bisa menjaga anak nya, Chintya juga merasa menyesal karena sudah mengecewakan mama mya yang sudah banyak berkorban demi masa depannya. Yah mau gimana lagi nasi sudah menjadi bubur. Dengan sangat terpaksa Chintya dikeluarkan dari kuliah nya, dengat sangat terpaksa pula orang tua nya harus menikahkan dia. Chintya baru mengetahui latar belakang Bari sebenarnya, mau tidak mau dia harus menerima Bari untuk menjadi suaminya. Akhirnya mereka menikah lima bulan memikah mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Walaupun awalya orang tua Chintya tidak menyetujui hubungan anaknya itu tetapi lama-lama mereka bisa terima. Saat ini mereka hidup bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar